Hewan Apa Saja Yang Bertelur Dan Melahirkan

Hewan Apa Saja Yang Bertelur Dan Melahirkan

Cangkang atau Lapisan Pelindung pada Telur

Telur yang dihasilkan oleh hewan ovipar dilindungi oleh lapisan pelindung, seperti cangkang keras pada telur burung, reptil, dan beberapa amfibi, atau lapisan lunak pada telur ikan. Cangkang ini berfungsi untuk melindungi embrio dari ancaman fisik, suhu ekstrem, dan ancaman predator.

Strategi Perlindungan Telur

Beberapa hewan ovipar melakukan perlindungan terhadap telur mereka. Misalnya, banyak burung yang mengerami telurnya untuk menjaga suhu dan melindungi telur dari predator, sementara beberapa reptil, seperti penyu, membuat sarang untuk menanamkan telur dan kembali melindungi mereka. Beberapa ikan dan amfibi juga memiliki cara untuk menjaga atau melindungi telur mereka di lingkungan yang rawan.

adjar.id - Ada tiga jenis hewan dibedakan dari cara berkembangbikanya, yaitu ovipar, vivipar, dan ovovivipar.

Nah, kali ini kita akan fokus membahas hewan-hewan yang berkembang biak dengan cara ovovivipar.

Ovovivipar adalah cara berkembang biak hewan dengan dua cara, yaitu bertelur dan beranak.

Apa yang dimaksud dengan bertelur dan beranak?

Jadi, hewan ovovivipar akan mengembangkan telur di dalam badannya dengan stimulasi cadangan makanan dari embrio.

Intinya, induk akan menyimpan dan mengembangkan telur di dalam badannya.

Jika sudah saatnya, telur tersebut akan menetas dengan sendirinya dan keluar dari tubuh induknya seakan-akan seperti dilahirkan.

Nah, contoh-contoh hewan ovovivipar ini mudah ditemui dalam kehodupan sehari-hari.

Simak di bawah ini, yuk!

Contoh Hewan Ovovivipar

Baca Juga: 3 Cara Hewan Berkembang Biak: Vivipar, Ovipar, Ovovivipar

Baca Juga: Mengenal Cara Reproduksi pada Hewan Vivipar, Ovipar dan Ovovivipar

Nah, itulah contoh-contoh hewan yang termasuk ovovivipar.

Simak video berikut, yuk!

20 Contoh Hewan yang Berkembang Biak dengan Cara Bertelur dan Melahirkan — Beragam contoh hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur dan melahirkan ada di sekitar kamu.

Hewan memang memiliki dua cara untuk berkembang biak. Ada hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur dan ada dengan melahirkan seperti layaknya manusia.

Adapun untuk contoh beserta penjelasan lengkapnya kamu bisa simak uraian di bawah ini.

Pengertian Hewan Ovipar

Ovipar adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan cara reproduksi hewan yang berkembang biak dengan bertelur. Dalam proses ini, betina menghasilkan telur yang mengandung embrio, dan setelah pembuahan, telur tersebut akan berkembang di luar tubuh induk hingga menetas menjadi individu baru. Pada hewan ovipar, pembuahan dapat terjadi baik di dalam tubuh betina (pembuahan internal) maupun di luar tubuhnya (pembuahan eksternal), tergantung pada spesiesnya.

Pada dasarnya, cara reproduksi ovipar memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Salah satu kelebihannya adalah hewan betina tidak perlu membawa embrio dalam tubuhnya, sehingga memungkinkan mereka untuk bertelur dalam jumlah banyak. Namun, kelemahannya adalah telur yang dibiarkan di luar tubuh lebih rentan terhadap predator dan kondisi lingkungan yang tidak stabil. Meskipun demikian, evolusi telah menciptakan berbagai strategi untuk melindungi telur-telur tersebut, sehingga proses reproduksi ovipar tetap menjadi salah satu cara bertahan hidup yang efektif di dunia hewan.

Waktu Inkubasi yang Berbeda-beda

Waktu inkubasi telur hewan ovipar bervariasi antar spesies. Beberapa telur, seperti telur burung, menetas dalam waktu beberapa minggu, sementara telur reptil seperti kura-kura atau buaya bisa memerlukan waktu berbulan-bulan. Proses inkubasi sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan tempat telur disimpan.

Amfibi Laut (Seperti Ikan Paus dan Penyu Laut)

Beberapa spesies amfibi laut, seperti penyu laut, juga bertelur. Meskipun mereka hidup di laut, penyu laut bertelur di pantai berpasir, jauh dari air. Setelah bertelur, penyu betina meninggalkan telur tersebut untuk menetas secara alami tanpa pengawasan lebih lanjut. Begitu telur menetas, anak penyu akan mencari jalan ke laut.

Hewan ovipar mencakup beragam spesies dari berbagai kelompok taksonomi, masing-masing dengan cara bertelur dan merawat telur yang unik. Ikan, amfibi, reptil, burung, mamalia tertentu (monotremata), dan serangga semuanya mengandalkan telur sebagai bagian dari siklus hidup mereka. Proses bertelur ini memungkinkan berbagai strategi bertahan hidup yang disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan spesies tersebut, serta memastikan kelangsungan generasi berikutnya.

Hewan ovipar memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, dengan cara berkembang biak yang unik dan beragam. Dari telur-telur yang diletakkan di darat oleh burung dan reptil, hingga telur yang berkembang di dalam air seperti pada ikan dan amfibi, masing-masing memiliki strategi bertelur yang disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhannya. Memahami proses reproduksi ovipar ini tidak hanya memperkaya pengetahuan kita tentang dunia hewan, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga habitat alami mereka. Melalui pelestarian dan perlindungan terhadap hewan-hewan ini, kita turut menjaga keberagaman hayati dan keseimbangan alam yang sangat penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di Bumi. Grameds, kamu bisa mempelajari lebih banyak terkait macam-macam reproduksi melalui kumpulan buku biologi yang tersedia di Gramedia.com.

Buku Biologi Kelas 7 ini menyajikan materi-materi yang berkaitan dengan makhluk hidup dan lingkungannya seperti klasifikasi makhluk hidup dan karakteristiknya. Siswa akan belajar tentang pengertian makhluk hidup, ciri-ciri makhluk hidup dan menggolongkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-cirinya. Siswa juga akan mempelajari organisasi kehidupan atau pembahasan mengenai tingkatan makhluk hidup dari yang terkecil sampai yang terbesar, pada pembahasan ini siswa akan mempelajari tentang molekul, organel, sel, jaringan, organ, sistem organ, organisme, populasi, komunitas, ekosistem, bioma, biosfer.

Pembahasan yang juga akan dipelajari siswa adalah ekosistem atau hubungan antar makhluk hidup, pada materi ini siswa mempelajari apa itu ekosistem, contoh-contoh ekosistem yang ada di alam, komponen-komponen dari suatu ekosistem, cara merawat ekosistem dan bagaimana hubungan antar makhluk hidup yang berada dalam satu ekosistem.

Dalam dunia hewan, ada berbagai cara untuk berkembang biak, dan salah satu yang paling menarik adalah reproduksi ovipar, atau bertelur. Hewan ovipar menghasilkan telur yang berkembang di luar tubuh induk sebelum menetas menjadi individu baru. Proses ini berbeda dengan hewan vivipar yang melahirkan anaknya setelah berkembang dalam tubuh. Hewan-hewan ovipar bisa ditemukan di berbagai kelompok, mulai dari ikan, reptil, dan burung, hingga beberapa mamalia langka seperti monotremata. Artikel ini akan mengungkap lebih dalam tentang hewan bertelur, bagaimana mereka berkembang biak, serta karakteristik unik yang membedakan mereka dari hewan lainnya.

Amfibi Laut (Seperti Ikan Paus dan Penyu Laut)

Beberapa spesies amfibi laut, seperti penyu laut, juga bertelur. Meskipun mereka hidup di laut, penyu laut bertelur di pantai berpasir, jauh dari air. Setelah bertelur, penyu betina meninggalkan telur tersebut untuk menetas secara alami tanpa pengawasan lebih lanjut. Begitu telur menetas, anak penyu akan mencari jalan ke laut.

Hewan ovipar mencakup beragam spesies dari berbagai kelompok taksonomi, masing-masing dengan cara bertelur dan merawat telur yang unik. Ikan, amfibi, reptil, burung, mamalia tertentu (monotremata), dan serangga semuanya mengandalkan telur sebagai bagian dari siklus hidup mereka. Proses bertelur ini memungkinkan berbagai strategi bertahan hidup yang disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan spesies tersebut, serta memastikan kelangsungan generasi berikutnya.

Hewan ovipar memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, dengan cara berkembang biak yang unik dan beragam. Dari telur-telur yang diletakkan di darat oleh burung dan reptil, hingga telur yang berkembang di dalam air seperti pada ikan dan amfibi, masing-masing memiliki strategi bertelur yang disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhannya. Memahami proses reproduksi ovipar ini tidak hanya memperkaya pengetahuan kita tentang dunia hewan, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga habitat alami mereka. Melalui pelestarian dan perlindungan terhadap hewan-hewan ini, kita turut menjaga keberagaman hayati dan keseimbangan alam yang sangat penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di Bumi. Grameds, kamu bisa mempelajari lebih banyak terkait macam-macam reproduksi melalui kumpulan buku biologi yang tersedia di Gramedia.com.

Buku Biologi Kelas 7 ini menyajikan materi-materi yang berkaitan dengan makhluk hidup dan lingkungannya seperti klasifikasi makhluk hidup dan karakteristiknya. Siswa akan belajar tentang pengertian makhluk hidup, ciri-ciri makhluk hidup dan menggolongkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-cirinya. Siswa juga akan mempelajari organisasi kehidupan atau pembahasan mengenai tingkatan makhluk hidup dari yang terkecil sampai yang terbesar, pada pembahasan ini siswa akan mempelajari tentang molekul, organel, sel, jaringan, organ, sistem organ, organisme, populasi, komunitas, ekosistem, bioma, biosfer.

Pembahasan yang juga akan dipelajari siswa adalah ekosistem atau hubungan antar makhluk hidup, pada materi ini siswa mempelajari apa itu ekosistem, contoh-contoh ekosistem yang ada di alam, komponen-komponen dari suatu ekosistem, cara merawat ekosistem dan bagaimana hubungan antar makhluk hidup yang berada dalam satu ekosistem.

KOMPAS.com - Dilansir dari buku Get Smart Ilmu Pengetahuan Alam (2009) oleh Aip Saripudin, salah satu perkembangbiakan hewan secara generatif yakni ovipar (bertelur).

Ovipar adalah perkembangbiakan hewan dengan cara bertelur.

Proses yang terjadi, yakni:

Baca juga: 10 Contoh Hewan Ovipar

Berdasarkan buku Ringkasan Pengetahuan Alam (2018) oleh Rachmat, berikut 25 contoh hewan bertelur atau ovipar:

Baca juga: Telur Ovipar: Bagian dan Fungsi-fungsinya

Kemudian, ciri-ciri hewan ovipar, yaitu:

Itulah penjelasan mengenai pengertian ovipar dan 25 contoh hewan ovipar, beserta ciri-cirinya.

Baca juga: Ovipar: Pengertian dan Contohnya

Semut yang berbincang dengan Nabi Sulaiman juga turut diizinkan masuk surga. Diketahui, raja semut memerintahkan rakyatnya untuk segera memasuki sarang saat Nabi Sulaiman beserta pasukan melintas.

Setelah berbincang dengan raja semut, Nabi Sulaiman mengetahui bahwa mereka takut merasa takjub terhadap pasukan melebihi rasa taat kepada Allah SWT.

8. Ikan Nabi Yunus AS

Ikan paus yang menelan Nabi Yunus as selama 40 hari juga diizinkan Allah untuk masuk surga. Diketahui selama di dalam perut ikan tersebut, Nabi Yunus senantiasa berdoa dan meminta ampun kepada Allah SWT lantaran meninggalkan kaumnya.

Setelah dirinya berhasil keluar dari perut ikan, Nabi Yunus kembali menemui kaumnya dan cukup terkejut lantaran mereka telah beriman kepada Allah SWT. Sejak ditinggalkan, ternyata kaumnya menyadari kebenaran perkataan dari Nabi Yunus.

9. Keledai Nabi Uzair

Kekuasaan Allah dibuktikan pada seekor keledai yang disaksikan langsung oleh Nabi Uzair as. Keledai tersebut diutus Allah untuk menjawab pertanyaan Nabi Uzair saat melintasi sebuah desa yang hancur dengan tulang manusia berserakan.

Nabi Uzair penasaran dengan kekuasaan Allah yang dapat menghidupkan tubuh-tubuh hancur. Seketika, dia beserta keledainya ditidurkan selama 100 tahun hingga hancur. Saat terbangun, tubuhnya serta keledai dapat kembali utuh.

10. Sapi Betina Bani Israil

Hewan terakhir yang dijamin masuk surga adalah sapi betina Bani Israil. Sapi betina tersebut menjadi utusan Allah saat Nabi Musa mendapatkan pertanyaan dari Bani Israil mengenai pria kaya yang dibunuh misterius.

Sapi betina tersebut disembelih lalu dipukulkan ke jenazah. Akhirnya, jenazah tersebut dapat menjawab pembunuhnya hingga menjadi titik terang. Hasilnya, sapi betina tersebut diganjar Allah bakal masuk surga.

Hewan yang bertelur bukan cuma ayam dan bebek saja ya Ma. Berikut diantaranya

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Mama, umumnya kita mengetahui bahwa hewan berkembang biar dengan cara beranak dan bertelur. Hewan yang berkembang biak dengan cara beranak disebut vivipar, seperti sapi, kucing, anjing, kuda, kambing, dan lain sebagainya. Sedangkan hewan yang bertelur, terdiri dari ovipar dan ovovivipar.

Pada hewan ovipar, setelah induk mengeluarkan telur akan memerlukan waktu inkubasi antara 10 hari hingga berbulan-bulan diluar tubuhnya, tergantung jenis hewan.

Sedangkan ovovivipar adalah jenis hewan yang bertelur, tetapi akan tetap menyimpan telur pada tubuhnya hingga dirasa cukup optimal untuk melahirkan.

Berikut adalah daftar 10 hewan yang berkembangbiak dengan bertelur yang sudah Popmama.com rangkum, simak terus bersama si Kecil ya Ma.

Sejak berusia 5 sampai 7 bulan, ayam sudah bisa bertelur. Usia ayam dan musim akan berpengaruh dengan frekuensi bertelurnya. Ayam akan mengerami telurnya selama 21 hari sebelum menetas dengan suhu sesuai induknya.

Walaupun tidak dibuahi, ayam akan terus menghasilkan telur. Telur yang tidak dibuahi, disebut sebagai telur ayam infertil. Jadi, telur-telur hasil peternakan ayam yang dijual di supermarket adalah telur ayam infertil yang tidak akan menetas karena tidak dibuahi oleh ayam jantan. Karena di peternakan, akan dipisahkan antara ayam jantan dan ayam betina.

Berbeda dengan ayam, bebek liar suka bertelur dimana saja dan tidak selalu mau mengerami telurnya. Tetapi ternyata telur-telur yang tidak di erami adalah telur-telur yang infertil atau tidak dibuahi, sehingga telur tersebut tidak akan menetas, cukup selektif juga ya.

Bebek betina, biasanya bertelur dengan jumlah 8 sampai dengan 12 butir, dan berlangsung sekali dalam setahun. Biasanya setelah musim kawin. Telur tersebut akan menetas sekitar 28 sampai dengan 35 hari, tergantung dari spesies bebek tersebut.

Bebek betina, pada umumnya menghabiskan waktu 20 jam sehari untuk mengerami telur. Lamanya waktu pengeraman tersebut, tentunya menghabiskan banyak energi. Dampaknya, mereka akan mudah stress dan sensitif. Terutama apabila proses tersebut terganggu oleh predator atau manusia. Tidak jarang karena stress tersebut bebek meninggalkan telurnya dan tidak kembali.

Pada umumnya, mayoritas spesies ular bereproduksi dengan cara bertelur. Tingkat kedewasaan dan kematangan reproduksi ular pun berbeda-beda, tergantung ukuran, spesies dan kesehatannya. Biasanya, tingkat kematangan tersebut dicapai pada kisaran usia 2 sampai dengan 3 tahun.

Celah atau lubang alami di tanah lembab menjadi lokasi pilihan ular untuk bertelur, mereka harus terlebih dahulu memastikan bahwa lokasi tersebut aman dari gangguan predator yang mungkin akan memangsa telurnya.

Misalnya pada ular kobra, sekali bertelur akan menghasilkan sekitar 20 buah, setelah bertelur induk Kobra akan meninggalkan telurnya. Masa inkubasi yang di butuhkan sekitar 2 sampai 3 bulan. Umumnya, kobra akan bertelur menjelang musim hujan, agar setelah bayi-bayinya menetas akan terdapat banyak sumber makanan.

Bila kobra bertelur pada musim kemarau, setelah bayi-bayinya menetas akan tersedia sedikit sumber makanan, seperti serangga, cicak dan lainnya yang menyebabkan bayi-bayi tersebut kesulitan bertahan hidup dan mati. Pada pemukiman padat penduduk, ular kobra dapat menjadi ancaman bagi warga karena bisa nya yang mematikan.

Binatang yang hidup di air ini memiliki begitu banyak spesies, ada yang hidup di air tawar dan ada juga yang hidup di air laut. Salah satu jenis ikan yang memerlukan banyak usaha untuk bertelur adalah ikan salmon. Saat waktunya bertelur, ikan salmon akan bermigrasi secara berkelompok sangat jauh untuk mencari lokasi yang menurutnya cocok yaitu hulu sungai.

Dan saat telur-telur tersebut sudah menetas, mereka akan kembali ke laut. Walaupun tak sedikit induk ikan salmon yang akan mati karena kelelahan setelah bertelur. Ikan salmon banyak menghabiskan waktunya di laut, walaupun sebenarnya dia lahir di hulu sungai. Ikan salmon bertelur sangat banyak, jumlahnya bisa sampai 5000 telur.

Pembuahan ikan salmon pun terjadi diluar tubuh induknya. Jadi setelah telur-telur tersebut di keluarkan, salmon jantan akan membuahi sel-sel telur tersebut dengan sperma. Dan sel-sel sperma tersebut akan menembus cangkang yang berbentuk selaput tipis pada telur untuk membuahi sel-sel telur.

Setelah menetas anak salmon akan tetap berada di hulu sungai selama 5 bulan sampai dengan 1 tahun, baru selanjutnya melanjutkan migrasi ke laut. Selama di laut, mereka akan menetap selama 1 sampai 5 tahun, tergantung spesiesnya. Sebelum kembali seperti siklus awal, yaitu ke hulu sungai. Di laut ikan salmon memakan udang, kepiting dan ikan-ikan kecil.

Fakta tentang burung unta, burung unta adalah burung terbesar di dunia. Ukuran tingginya, bisa mencapai 2,5 meter dengan berat sekitar 100- 120 kilogram. Selain ukuran yang besar, burung unta juga merupakan pelari yang sangat gesit. Kecepatan maksimalnya bisa mencapai 65 kilometer per jam loh Ma.

Dedaunan, bunga, serangga dan hewan-hewan kecil adalah makanan mereka. Dan layaknya unta, burung unta juga dapat bertahan hidup berhari- tanpa air. Untuk burung unta betina fisiknya berwarna coklat, sedangkan burung Unta jantan berwarna hitam dan putih.

Karena mereka bersarang secara sosial, beberapa burung unta betina akan bertelur di dalam satu sarang. Lalu burung unta betina akan mengerami telur-telurnya secara bergantian pada siang hari, dan burung unta Jantan akan mengerami pada malam hari, unik ya Ma.

Bobot telur burung unta bisa mencapai 20 kali lipat dari bobot telur ayam. Dengan dimensi panjang 15 cm dan lebar 13 cm. Satu telur burung unta mengandung 1 kilogram protein atau setara dengan 24-28 telur ayam.

Buaya adalah hewan predator yang banyak ditakuti hewan lainnya dan manusia. Sebelum bertelur, buaya melalui proses perkawinan. Buaya jantan akan memikat buaya betina dengan suara infrasonik getaran rendah yang tak dapat di dengar oleh manusia.

Kemudian jika buaya betina tertarik, mereka akan merespon dengan sinyal pendengaran, penglihatan dan penciuman. Lalu mereka akan saling menggosok punggung dan moncong satu sama lain. Setelah siap, mereka akan saling berputar dan menyelaraskan kloaka untuk melakukan proses kawin.

Secara fisik, buaya memiliki ukuran yang sangat bervariasi, tergantung spesies, usia, dan lokasi habitatnya. Buaya terbesar yang pernah ditemukan dalam sejarah panjangnya mencapai 8,6 meter yang ditemukan di Australia. Seekor buaya betina besar, dapat bertelur sekitar 90 butir, sementara buaya betina kecil tidak sampai 50 butir.

Ukuran telur buaya sedikit lebih besar dibanding telur ayam. Sebelum bertelur, biasanya buaya membuat sarang yang tak jauh dari sungai. Mereka menggali lubang dangkal di tanah, pasir atau lumpur dan membuat gundukan dari dedaunan.

Setelah buaya bertelur, mereka akan kembali ke sungai dan tetap berada di sekitar sarang tersebut untuk menjaga dari ancaman predator lain yang mengincar telur-telurnya. Masa inkubasi telur buaya sekitar 2 sampai 3 bulan, tergantung dari spesies buaya tersebut. Menjelang menetas, bayi-bayi buaya akan mengeluarkan suara dari dalam telur seperti memanggil induknya.

Setelah mendengar, induknya akan bergegas menuju sarang dan menggali sarangnya untuk membantu bayi-bayinya menetas. Sayangnya, tingkat keberhasilan telur buaya untuk menetas hanya sebesar 25 persen saja. Sebelum bayi buaya berusia 1 tahun, buaya kecil sangatlah rentan dari predator. Bahkan dari buaya dewasa lain, selain orang tuanya.

Peter Parker berubah memiliki kekuatan super setelah terkena gigitan laba-laba dan menjadi superhero. Tahu kan Ma, superhero yang mana? Iya betul, Spiderman.

Laba-laba termasuk jenis hewan yang mudah ditemukan dimana pun, di perkotaan maupun di sekitar hutan. Bahkan di setiap rumah pun terdapat laba-laba, coba deh periksa halaman atau gudang rumah mama, pasti bisa di temukan.

Karena kebanyakan ukurannya kecil, seringkali laba-laba dianggap bagian dari golongan serangga. Padahal laba-laba termasuk dalam golongan Arthropoda, jadi laba-laba itu bukan serangga ya Ma.

Pada proses kawinnya, laba-laba jantan dan betina hanya dapat dilakukan dengan spesies yang sama. Agar proses perkawinan dapat dilakukan, si jantan akan membuat kantong sperma dengan sutra yang tersedia di lubang spinneretnya, dan mengeluarkan cairan spermanya untuk diletakkan pada kantong sperma tersebut.

Kemudian, pedipalp (organ pembiakan jantan) yang terletak pada bagian depan kepala si jantan akan menyedot cairan sperma tadi untuk dimasukkan ke dalam epigyne (organ pembiakan betina).

Setelah proses perkawinan, betina akan menyimpan sperma dalam waktu tertentu. Apabila waktunya tiba, laba-laba betina akan menghasilkan beberapa telur di dalam kantung. Jumlah, ukuran, bentuk dan warna kantung telur tergantung kepada spesies itu.

Kebanyakan spesies laba-laba betina akan menjaga kantung telur tersebut hingga menetas, sedangkan sebagian spesies yang lain akan membawa telur pada bagian abdomen atau mulutnya hingga anak-anak laba-laba membesar dan bisa hidup mandiri.

Musim kawin pada kadal dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal lingkungannya. Kadal sendiri populasinya tersebar hampir di seluruh dunia namun didominasi di daerah dengan iklim tropis dan subtropis. Musim kawin kadal biasanya dipengaruhi oleh suhu, curah hujan, fotoperiode hingga ketersediaan makanan di tempat yang mereka tinggali.

Ketika memasuki musim kawin, sebagian kadal biasanya akan lebih agresif terutama jika menyangkut daerah teritorialnya. Kadal akan hamil dalam waktu kurang lebih 3 bulan hingga akhirnya mengeluarkan telur dari tubuhnya.

Jenis kelamin anak kadal bergantung pada suhu lingkungan tempatnya dilahirkan. Ketika suhu tinggi makan akan lebih besar kemungkinan kadal yang dilahirkan merupakan kadal jantan. Sedangkan jika suhu rendah maka yang akan lahir adalah kadal betina. Karena ukuran kadal sangatlah bervariasi, maka ukuran telurnya pun bervariasi pula. Tergantung dari spesies dan bobot induknya.

Salah satu hewan yang bermetamorfosis dalam hidupnya adalah katak. Metamorfosisnya berlangsung sempurna, tidak seperti beberapa jenis serangga. Daur hidup katak berawal dari telur, katak akan mengeluarkan telur tersebut di dalam air dan jumlahnya bisa mencapai 4000 telur, banyak sekali ya Ma.

Proses inkubasi katak akan membutuhkan waktu antara satu hingga tiga minggu. Walaupun telurnya berjumlah 4000, tetapi tidak semua akan menetas dan dapat tumbuh dewasa. Berhasil atau tidaknya bergantung dari faktor eksternal dan internal. Faktor internal seperti gen dari induk telur, dan faktor eksternal seperti arus air, hewan pemangsa dan campur tangan manusia.

Telur katak tersebut akan berubah menjadi kecebong atau berudu. Kecebong ini bentuk fisiknya seperti ikan kecil, bila tidak paham akan sulit dikenali. Pada fase ini, kecebong bernafas menggunakan insang seperti ikan.

Kecebong akan terus bertumbuh menjadi anak katak, perubahan pada fisiknya pun akan mulai terlihat. Sepasang kaki belakang akan mulai tumbuh di dekat ekor yang panjang, tetapi tidak dengan kaki depannya. Sistem pernafasan pun mulai berubah, insang pada kecebong akan mulai menutup dan menjadi paru-paru.

Selanjutnya adalah fase katak muda, yang dicirikan dengan tumbuhnya sepasang kaki depan dan memendeknya bagian ekor. Bentuknya sudah hampir menyerupai katak dewasa, dan pada fase ini juga, katak sudah mulai keluar dari air dan menuju daratan.

Fase terakhir, katak muda berubah menjadi katak dewasa. Ekornya sudah hilang, dan wujud katak sudah tampil sempurna. Fase ini membutuhkan waktu 2 sampai dengan 4 tahun. Katak dewasa, selanjutnya akan bertelur dan meneruskan daur hidup katak.

Bila katak pada penjelasan di atas mengalami metamorfosis sempurna, belalang adalah salah satu contoh hewan yang metamorfosisnya tidak sempurna. Metamorfosis tidak sempurna atau hemimetabola adalah suatu proses perubahan bentuk hewan dengan hanya melalui tiga tahapan, yaitu telur, nimfa, dan imago (hewan dewasa).

Hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna memiliki bentuk tubuh yang sama saat kecil hingga dewasa. Dengan kata lain, sejak kecil bentuk tubuh dan strukturnya sama. Hewan tersebut hanya mengalami perkembangan dan bertambah besar saja, seperti halnya belalang.

Daur hidup belalang berawal dari telur, pada pertengahan musim kemarau belalang akan meletakkan telur di dalam tanah atau dedaunan.

Belalang membutuhkan waktu sekitar 3 sampai 4 hari untuk bertelur, dan hingga telur tersebut menetas, bisa membutuhkan waktu 10 bulan. Wah, lebih lama dari masa kehamilan manusia ya Ma.

Setelah telur tersebut menetas, akan menjadi nimfa muda atau bayi-bayi belalang yang belum memiliki sayap, walaupun bentuknya tak berbeda jauh dengan belalang dewasa. Nimfa muda yang berwarna putih akan bertumbuh semakin besar dan berwarna hijau. Nimfa akan mengalami 5 sampai 6 kali pergantian kulit dan berubah struktur tubuhnya menjadi belalang dewasa.

Sayangnya peluang hidup nimfa hanya sekitar 50 persen. Karena kerap menjadi mangsa predator seperti burung, tikus atau kadal.

Apabila nimfa dapat bertahan dan tumbuh menjadi belalang dewasa, waktu yang dibutuhkan sekitar 25 sampai dengan 30 hari. Kemudian dapat matang bereproduksi dalam 15 hingga 30 hari.

Jadi waktu yang dibutuhkan belalang mulai dari telur hingga menjadi belalang dewasa membutuhkan waktu 11 sampai 12 bulan. Usia belalang sendiri hanya dapat bertahan sekitar 12 bulan, cukup singkat ya. Itulah 10 jenis hewan yang bertelur dan penjelasannya, semoga pengetahuan dan wawasan anak jadi semakin bertambah ya setelah menyimak informasi di atas ya.

Pembuahan Telur (Internal atau Eksternal)

Pembuahan pada hewan ovipar bisa terjadi secara internal, di dalam tubuh betina (seperti pada burung dan reptil), atau secara eksternal, di luar tubuh betina (seperti pada ikan dan amfibi). Pada pembuahan eksternal, telur dan sperma dilepaskan ke lingkungan, dan pembuahan terjadi di luar tubuh.

Sumber foto: pexels.com

Pengertian Hewan Ovipar

Ovipar adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan cara reproduksi hewan yang berkembang biak dengan bertelur. Dalam proses ini, betina menghasilkan telur yang mengandung embrio, dan setelah pembuahan, telur tersebut akan berkembang di luar tubuh induk hingga menetas menjadi individu baru. Pada hewan ovipar, pembuahan dapat terjadi baik di dalam tubuh betina (pembuahan internal) maupun di luar tubuhnya (pembuahan eksternal), tergantung pada spesiesnya.

Pada dasarnya, cara reproduksi ovipar memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Salah satu kelebihannya adalah hewan betina tidak perlu membawa embrio dalam tubuhnya, sehingga memungkinkan mereka untuk bertelur dalam jumlah banyak. Namun, kelemahannya adalah telur yang dibiarkan di luar tubuh lebih rentan terhadap predator dan kondisi lingkungan yang tidak stabil. Meskipun demikian, evolusi telah menciptakan berbagai strategi untuk melindungi telur-telur tersebut, sehingga proses reproduksi ovipar tetap menjadi salah satu cara bertahan hidup yang efektif di dunia hewan.

Aneka Hewan yang Berkembang Biak dengan Bertelur dan Melahirkan

Alat Gerak yang Dimiliki oleh Lumba-Lumba Adalah? Ini Jawabannya